Pengertian Konstruksi bangunan dan Pondasi

Pengertian tentang elemen-elemen konstruksi bangunan bertingkat rendah

semua benda mempunyai berat, baik berat beban sendiri maupun tambahan berat dari benda lain yang ada pada benda tersebut

beban konstruksi bangunan antara lain :

  1. beban mati / beban sendiri ( beban tetap) adalah beban yang tidak bisa bertambah atau berkurang lagi. contoh : dinding, tiang, balok, atap, dll.
  2. beban bergerak / beban hidup (tidak tetap) adalah bebean yang bersifat sementara atau dapat berpindah-pindah. contoh : manusia, furniture dan alat-alat lainnya.
  3. beban lateral (tidak tetap) adalah beban yang ditimbulkan oleh pengaruh luar. contoh : gempa bumi, cuaca, angin, hujan, salju, dll.

 

Pengertian struktur dan konstruksi pada bangunan

Struktur dalah sistem yang menyebabkan berdirinya sebuah bangunan.

konstruksi adalah sub-sistem yang menunjang struktur

Ilmu konstruksi bangunan adalah ilmu yang digunakan untuk perencanaan, pelaksanaan, perbaikan-perbaikan dari bangunan-bangunan yang prosesnya tidak terjadi begitu saja, oleh karena itu konstruksi bangunan perlu dipelajari.

bagian dan fungsi bagian-bagian dari bangunan :

  1. atap, berfungsi sebagai pelindung isi bangunan dari cuaca, seperti : panas, hujan, angin, dll.
  2. lantai, berfungsi sebagai alas dari suatu bangunan, membedakan ruangan, melindungi dari benda atau yang berasal dari elemen tanah, dll.
  3. ceiling, berfungsi untuk meredap panas dari atap, bising yang ditimbulakan dari atap, menutup utilitas dan rangka struktur atap, dll.
  4. dinding, berfungsi sebagai pelindung isis bangunan, pembatas ruang/kegiatan, penahan bebean atap (dinding konstruksi), dll.
  5. pondasi, berfungsi untuk menyalurkan beban atap, dinding dan lantai (pada bangunan tingkat) ke tanah agar bangunan dapat berdiri.

MERANCANG PONDASI

Pondasi adalah bagian bangunan yang tidak terlihat namun keberadaannya sangat penting sebagai penopang utama bangunan.

Setelah mengetahui berbagai pondasi pada bab terdahulu, untuk dapat tepat menggunakannya diperlukan tinjauan berbagai disiplin ilmu terkait seperti struktur dankekuatan tanah (geoteknik).

Pada perencanaan bangunan bertingkat rendah, perencana dapat memperkirakan atau mengajukan jenis pondasi dan kaitannya terhadap aspek lain.

Pembahasan pondasi ini lebih ditekankan pada pemilihan jenis pondasi secara umum pada struktur tertentu berdasarkan latar belakang bangunan dan bagaimana menyajikannya ke dalam gambar rencana bangunan

PONDASI

Pondasi sebagai penghubung bangunan dengan tanah, agar bangunan berdiri dengan stabil terhadap beban sendiri, beban hidup, beban cuaca atau beban-beban lain dari luar, serta tekanan angin, gempa, dll.

fungsi pondasi ialah

  • menyalurkan beban bangunan, agar bangunan dapat berdiri / penahan bangunan dan meneruskan beban dari atas ke tanah yang keras (cukup kuat).
  • sebagai kaki bangunan atau alas bangunan
  • sebagai penjaga agar kedudukan bangunan tetap stabil.

Menentukan Jenis Pondasi

Untuk dapat menentukan jenis pondasi yang tepat bagi sebuah bangunan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu berat sendiri struktur dan konstruksi bangunan, ketinggian bangunan, beban fungsi dari aktifitas yang diwadahi di dalam bangunan serta keadaan tanah di mana bangunan didirikan.

Faktor-faktor tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan jenis pondasi yang akan dipakai pada bangunan.

Menggunakan Pondasi Dangkal

Pondasi dangkal adalah pondasi yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari ketinggian satu lantai atau berkisar dari nol centimeter hingga 2 / 3 meter.

Pondasi dangkal dapat digunakan pada bangunan yang mempunyai kondisi tanah bagus (dengan daya dukung yang tinggi atau lapisan tanah keras yang dangkal), dan dengan beban atau ketinggian bangunan yang tidak terlalu besar.

Pada sebagian besar bangunan bertingkat rendah hingga berlantai empat, pada kondisi tanah yang bagus masih dapat menggunakan beberapa jenis pondasi dangkal tanpa harus dengan pondasi dalam. Namun sebaliknya sekalipun bangunan tidak bertingkat, pada kondisi tanah lembek, harus menggunakan pondasi dalam. Pondasi dangkal ini dapat berupa pondasi titik, pondasi menerus atau pondasi bidang.

Wujud pondasi yang sering dipakai adalah pondai umpak, pondasi foot-plate, pondasi menerus batu kali, atau pondasi bidang pelat beton bertulang.

Pondasi bidang beton bertulang ini hanya dipakai pada kondisi tanah yang jelek dengan beban bangunan yang besar.

Pondasi dangkal yang paling dangkal dan paling sederhana adalah umpak yang sering dipakai pada pondasi tiang-tiang atau kolom-kolom bangunan yang tidak permanen atau bangunan yang menggunakan bahan struktur ringan seperti kayu atau metal.

Umpak ini mempunyai bentuk umumnya pondasi ideal yang melebar ke bawah dengan maksud memperlebar tumpuan dengan bidang tanah.

Demikian juga pada foot-plate, pondasi menerus batu kali dan sebagainya, sehingga pada rencana pondasi, bentukan ini juga harus dapat dilihat baik pada rencana ataupun detailnya.

Aplikasi rencana pondasi dangkal ini pada gambar kerja arsitektur adalah pengaturan layout jenis pondasi pada titik-titik kolom atau garis-garis dinding.

Ukuran dan detail pondasi harus didapatkan secara eksak melalui perhitungan struktur yang biasanya dilakukan oleh ahli struktur atau konstruktor sebagai bagian dari atau diminta oleh perencana.

Penentuan desain pondasi tergantung pada:

  • Kondisi tanah
  • Berat bangunan
  • Tinggi bangunan
  • Bahan bangunan

Jika jarak dasar fondasi dari muka tanah adalah kurang atau sama dengan lebar fondasi (D </= B) maka bisa disebut fondasi dangkal (shallow foundation).

Pondasi Setempat

Pondasi Tepi/ Tetangga

Pondasi Teras

Pondasi dangkal menerus disamping berfungsi menopang dinding berat atau dinding pemikul juga berfungsi menahan tanah atau urug tanah untuk membedakan ketinggianlantai.

Dengan demikian walaupun pada lantai satu tidak terdapat dinding berat namun masih menggunakan pondasi menerus yang berfungsi sebagai pembatas tanah atau dinding turap untuk membedakan ketinggian lantai.

Menggunakan Pondasi Dalam

Pondasi dalam adalah pondasi yang mencapai kedalaman tertentu yang disebabkan oleh beban atau ketinggian bangunan yang cukup besar atau pada kondisi tanah yang kurang bagus.

Sebuah bangunan tinggi yang mempunyai ketinggian dan jumlah lantai tertentu harus diimbangi dengan kedalaman pondasi yang memadai agar bangunan tidak runtuh.

Pada bangunan berat atau dengan fungsi berat seperti gudang atau bengkel juga menggunakan pondasi dalam untuk meyakinkan bangunan berada pda lapisan tanah keras yang stabil pada kedalaman tertentu.

Aplikasi rencana pondasi dalam ini biasanya dipasang pada kolom-kolom utama dan dapat diperlebar pada pelat-pelat pondasi untuk memperkuat daya dukung terhadap bangunan karena kondisi tanah yang jelek atau beban bangunan yang terlalu besar.

Pada gambar rencana pondasi atau potongan bangunan, kedalaman bangunan tidak ditentukan dengan pasti, karena kedalaman pondasi dalam ini menyesuaikan kondisi tempat pondasi sehingga tidak dapat diseragamkan.

Jika kedalaman fondasi dari muka-tanah adalah lebih dari lima kali lebar fondasi (D > 5B) maka disebut fondasi dalam (deep foundation).

Bagikan Artikel
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp