Memilih Rumah Islami menurut syariat islam

Memiliki rumah tinggal tentu menjadi idaman bagi setiap orang yang mulai menapaki hidupnya khususnya yang baru berumah tangga atau sedang berencana berumah tangga.

Bagi anda yang sedang berencana untuk memiliki rumah tinggal, apakah itu dengan memebeli rumah jadi atau kah yang akan membangun perlu mengetahui beberapa keriteria rumah tinggal yang mengikuti syariat islam, berikut beberapa keriteria yang coba kami rangkum yang bersumber dari Al-Quran dan Hadist.

1.Memilih Lokasi

Hal pertama yang sangat mendasar bagi kita dalam memutuskan memilih rumah ialah Lokasi. Selain berpatokan pada kebutuhan kita seperti dekat dengan kantor, akses jalan, akses kendaraan umum, perbelanjaan, rumah sakit, dsb. tentu yang juga menjadi pertimbangan kita sebagai muslim ialah Masjid, karena dimaksudkan bagi kita muslim pria mengutamakan sholat berjamaah di masjid.

Allah Ta’ala berfirman,

وَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ وَءَاتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.” (Al-Baqarah: 43)

Dalam memilih Rumah tinggal kita dianjurkan untuk mengukur dimana letak Masjid dari rumah kita. Walaupun akan lebih utama adalah jauh dari masjid, karena setiap langkah kaki kita akan dihitung pahala. Namun pada zaman sekarang, dekat dengan masjid menjadi lebih utama untuk menjaga diri dan keimanan seseorang. Wallahu a’lam bisshawab.

2. Memperhatikan lingkungan

Lungkungan sangat mempengaruhi perilaku kita. Penting bagi kita mengetahui dan waspada di lingkungan sekitar kita apakah terdapat tempat kemaksiatan? atau tetangga yang kurang baik perilaku nya? Sangat baik bagi kita apabila kita memiliki lingkungan tetangga yang mengajak kita dalam hal menambah keimanan.

Ayat tersebut termaktub dalam surat Al-Kahfi ayat 28:

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا

Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di waktu pagi dan petang hari dengan mengharap keridhoan-Nya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia. Dan janganlah kamu mengikuti jalan orang yang telah Kami jadikan hatinya lalai dari mengingat Kami serta menuruti hawa nafsunya, dan adalah keadaan mereka itu melampaui batas.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengajarkan kepada kita agar bersahabat dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering menasehati kita.

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً

“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari no. 2101, dari Abu Musa.)

Lingkungan yang bersih dan terjaga tentu menjadi keutamaan kita, selain akan menjaga kita dari penyakit, juga sebagai muslim kita dianjurkan untuk menjaga kesucian diri kita dan tidak luput juga dimana tempat kita tinggal sebagaimana diriwayatkan

Dari Abu Malik  Al-Asy’ariy radhiallahu’anhu bahwasanya Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda:

الطّهُورُ شَطْرُ الإِيمَان

Kesucian adalah sebagian dari iman.(HR. Muslim)

3. Menghindarkan benda yang mengandung kemusyrikan

Dianjurkan bagi kita untuk menjaga diri kita dengan menghindarkan ornament, atau hiasan yang mengandung nilai kesyirikan, khurofat, dan takhayul seperti patung, benda-benda pusaka, gambar dan lukisan makhluk bernyawa.

Jabir radhiyallahu ‘anhu dia berkata,

نَهَى رسول الله صلى الله عليه وسلم عَنِ الصُّوَرِ فِي الْبَيْتِ وَنَهَى أَنْ يَصْنَعَ ذَلِكَ

“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang adanya gambar di dalam rumah dan beliau melarang untuk membuat gambar.” (HR. Tirmizi, dan beliau berkata bahwa hadits ini hasan shahih).

Dalam hadits muttafaqun ‘alaih disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لاَ تَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ صُورَةٌ

”Para malaikat tidak akan masuk ke rumah yang terdapat gambar di dalamnya (yaitu gambar makhluk hidup bernyawa)” (HR. Bukhari 3224 dan Muslim no. 2106)

Sebagai pengganti apabila anda seorang pecinta seni lukis, anda bisa memasang gambar gunung, pohon atau pemandangan alam lainya. Anda juga bisa memasang gambar abstrak.

Bagi kita umat muslim, Rumah juga terbebas dari pola pendirian rumah berdasarkan Feng  Sui. Proses pendirian rumah benar-benar sesuai dengan kebutuhan kita dan memanfaatkan luas lahan tidak terikat dengan kepercayaan keberuntungan jika menghadap ke titik tertentu atau penempatan benda-benda tertentu.

4. Larangan closet menghadap kiblat

Islam mengajarkan kita untuk memperhatikan sampai dengan hal yang terkecil, salah satunya adalah satu larangan membuat posisi toilet menghadap atau membelakangi kiblat berdasar hadis

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رُمْحٍ الْمِصْرِيُّ أَنْبَأَنَا اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ الْحَارِثِ بْنِ جَزْءٍ الزُّبَيْدِيَّ يَقُولُ أَنَا أَوَّلُ مَنْ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَبُولَنَّ أَحَدُكُمْ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ وَأَنَا أَوَّلُ مَنْ حَدَّثَ النَّاسَ بِذَلِكَ

janganlah salah seorang dari kalian kencing dgn menghadap ke arah Kiblat. Dan akulah orang yg pertama kali menyampaikan hadits ini kepada orang-orang. (HR. ibnumajah)

Selain ke arah kiblat, kita dapat mendesain atau memperhatikan closet dari rumah yang sebaiknya menghadap utara atau selatan.

5. Menjaga privasi

rumah sebagai tempat kita untuk tempat kita bersantai dan kadang kala kita tidak memperhatikan penampilan di dalam rumah, khususnya bagi wanita yang menjaga aurat, maka untuk tata letak ruangan seperti kamar tidur sebaiknya berada pada posisi yang tertutup dan tidak terekspos langsung dari area publik. apabila memang sudah terjadi, dapat kita tambahkan secondary skin seperti jalusi kalu untuk menghalangi pandangan secara langsung meskipun tidak masif.

untuk penempatan kamar mandi pun sebaiknya berada di area antara semi publik dan privat agar terhindar dari pandangan langsung dari area luar / publik. sering kita dapati kamar mandi yang tidak dilengkapi peralatan ganti baju membuat pemakainya atau anggota keluarga yang mandi keluar dalam keadaan belum tertutup aurotnya secara sempurna, misalnya keluar kamar mandi masih mengenakan handuk. Kalau kebetulan yang melihat masih anggota keluarga tidak terlalu bermasalah, namun jika yang melihat tamu, tentu ini akan menimbulkan fitnah.

Demikian beberapa keriteria yang dapat menjadi pertimbangan bagi kita apabila ingin membangun atau membeli rumah tinggal. Semoga bermanfaat.

 

Bagikan Artikel
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp